Saturday, February 8, 2014

Elastisitas Kesuksesan

Beberapa hari yang lalu saya sempat lunch sama seorang teman yang sangat inspiratif: Prof.Dr. Firmanzah (@fizfirmanzah), dia mantan Dekan FE Universitas Indonesia, yang sekarang menjabat sebagai Staff Khusus Presiden RI bidang Ekonomi. FYI, dia adalah Guru Besar yang lulus dari universitas di Indonesia, termuda sepanjang sejarah!

Anyway, saya sempat curhat apa yang sedang saya hadapi di bisnis saya. Dia pun sharing ceritanya, yang ngga disangka, mirip banget sama apa yang saya hadapi sekarang ini. Dia juga kasih banyak input dan wejangan untuk saya, karena dia memang sudah lebih dulu merasakan apa yang saya rasakan sekarang ini.

Saya dan dia sama-sama tipe orang yang kalau sudah mau sesuatu, akan kita kejar gila-gilaan. Dan lebih gilanya lagi, maunya kita sama-sama BANYAK. Contoh pemikiran-pemikiran saya, yang memang menjadi dasar konsep "Young On Top":

- Kalau bisa sukses di usia muda, kenapa mesti nunggu tua?
- Kalau bisa punya teman 1,000, kenapa mesti puas punya teman 'hanya' 100?
- Kalau bisa dikerjakan lebih cepat dan rapih, kenapa tidak?
- Kalau bisa berkolaborasi dengan semua orang, kenapa tidak?
- Kalau bisa sukses di beberapa bidang, kenapa harus milih hanya di satu bidang?
- Kalau bisa jadi orang yang humble, kenapa tidak?
- Kalau bisa membantu 10,000 orang, kenapa harus puas membantu hanya 100 orang?
- Kalau bisa .... , kenapa tidak?

---
Dulu, saya sering berpikir.. semakin tua seseorang, semakin dia lamban kerjanya. Semakin menurun kemampuannya, semakin mereka ngga berani mencoba hal-hal baru. 

Ternyata, semakin berumur seseorang, dia akan semakin wise (bijaksana). Memang tidak semua orang akan lebih bijaksana seiring umurnya, tapi setidaknya, untuk tipe orang yang selalu mau belajar, karena banyaknya asam garam yang sudah dia makan, dia akan semakin bijaksana.

---
Pembelajaran Saya
Tahun lalu, saya berjanji ke diri sendiri untuk lebih fokus. Saya gagal. Ada beberapa project yang memang tidak seharusnya saya lakukan, saya lakukan juga. Saya belajar banyak. 

Tahun ini, saya berjanji ke diri sendiri, untuk take my businesses to the #NextLevel. Saya ingin bukan hanya fokus, tapi berusaha semaksimal mungkin supaya perusahaan-perusahaan saya semakin berkembang tahun ini.

Balik ke wejangan dari mas Fiz yang dia dapat dari seniornya: diri kita dan tim kita itu seperti karet. Elastis. Nah, tantangan seorang pemimpin adalah untuk tahu batas elastisitas kita dan tim kita dalam mencapai mimpi/target yang ingin dicapai. Jangan terus memaksakan, hingga putus.

Mas Fiz bilang, "Bill, tim kita tidak seelastis mimpi kita."

Mau sukses? Boleh. Tapi pastikan kita tahu seberapa elastis diri kita, dan tim kita. 

Sumber

No comments:

Post a Comment